istockphoto.com

Bagaimana Cara Menghitung Occupancy Hotel?

Istilah occupancy rate umum digunakan pada sistem pengelolaan hotel, selain itu juga dipakai di rumah sakit, panti jompo, rumah susun, dan sebagainya.

Occupancy rate atau tingkat hunian menunjukan dengan jelas angka presentase antara jumlah kamar atau ruang yang sudah terisi atau digunakan dengan jumlah seluruh ruang pada keseluruhan bangunan.

Occupancy tergantung pada jumlah unit atau kamar yang disediakan. Occupancy perlu diperhatikan dengan baik karena berkaitan dengan kenyamanan para pengunjung.

Angka occupancy tersebut menjadi salah satu penilaian paling populer di industri perhotelan. Imi akan membantu menjunjukan berapa banyak ruang yang tersedia di hotel dan berapa total kamar yang benar-benar digunakan.

Pengertian Occupancy Hotel

Occupancy Hotel merupakan matrik yang biasa dipakai untuk mengukur banyaknya hunian kamar dari sebuah vila atau hotel.

Sederhananya, okupansi hotel ini digunakan untuk melihat ada berapa kamar yang terisi atau terjual dalam jangka waktu tertentu.

Anda bisa menghitung okupansi hotel dengan mudah. Caranya adalah dengan membagi kamar yang terjual pada periode tersebut dengan kamar yang tersedia dan dikalikan 100%. Hasilnya bisa dilihat dalam satuan presentase.

Tujuan Menghitung Occupancy Hotel

Data occupancy ini biasa digunakan untuk memprediksi dan melihat persaingan dengan para kompetitor.

Angka tersebut akan menjadi acuan untuk menyusun strategi sales marketing dalam menjual kamar dalam sebuah hotel.

Selain itu ada beberapa tujuan lain saat menghitung peresentase ini, antara lain:

1. Menghindari Kepadatan Ruang

Kepadatan ruang dalam hotel dapat diatur dengan menata jumlah tingkat hunian yang mampu ditampung.

Angka occupancy dapat juga mengidentifikasi bagaimana tren pertumbuhan dan permintaan fasilitas pada sebuah hotel.

Hal ini akan membantu pihak hotel untuk bisa memaksimalkan penjualan hotel karena ruang digunakan secara efisien dan menghindari adanya antrian dalam penerimaan tamu dan pada waktu selanjutnya.

2. Ruang Gerak Lebih Nyaman

Dengan mengetahui angka occupancy hotel akan memudahkan pihak hotel untuk mengondisikan hotel. Salah satunya adalah ruang gerak yang lebih nyaman.

Ruang gerak menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah hotel. Inilah alasan mengapa di hotel, kantor, rumah tinggal selalu ada akses jalan.

Tentu karena akan memberikan kemudahan bagi para penghuni agar merasa nyaman dalam beraktivitas di dalam ruangan.

3. Menilai Kinerja

Pelaku industri perhotelan akan menggunakan angka occupancy untuk menilai kinerja suatu hotel.

Presentase hotel yang ditempati akan dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan hotel.

Misalnya saja tarif harian rata-rata, pendapatan kamar yang tersedia sebagai bagian dari strategi manajemen pendapatan.

Dalam beberapa kasus, tingkat hunian yang rendah berkorelasi dengan adanya kesalahan manajemen, misalnya di pusat perbelanjaan, lokasi, atau fasilitas yang tersedia.

4. Menentukan Investor yang Akan Berinvestasi

Calon investor akan memutuskan untuk berinvestasi di sebuah hotel dengan tingkat occupancy yang tinggi.

Sebab investor yang memilih pada angka occupancy rate yang rendah, mereka harus mencari penyewa tambahan. Padahal mereka tetap harus membayar biaya pemeliharaan dan pajak properti.

Untuk itulah, hotel dengan tingkat hunian rendah seringkali dijual dengan harga yang rendah daripada properti serupa dengan occupancy yang lebih tinggi.

istockphoto.com

Cara Menghitung Occupancy Hotel

Menghitung angka occupancy hotel sebenarnya sangat mudah. Rumus ini bisa digunakan untuk menghitung tingkat occupancy rate berbagai bangunan, seperti rumah sakit, panti jompo, dan sebagainya.

Anda hanya perlu membagi jumlah kamar yang sudah tersewa dengan jumlah kamar yang tersedia kemudian dikalikan 100 persen. Satuan hasilnya adalah berupa angka prosentase. Berikut rumusnya!

Rumus tersebut bisa menjadi cara paling mudah untuk menghitung jumlah okupansi hotel Anda. Yuk kita coba terapkan untuk menghitung beberapa contoh soal berikut ini:

  1. Hotel X memiliki total kamar yang tersedia berjumlah 100 kamar. Pada musim liburan akhir tahun, hotel X sangat ramai. Banyak pengunjung yang berdatangan dengan berbagai tujuan. Ada yang solo traveling, berpasangan, hingga yang bersama keluarga atau komunitasnya. Hari ini ada 89 kamar yang terisi oleh pengunjung. Berapakah occupancy hotel tersebut?

Jawaban:

Berdasarkan data yang tertulis di soal, dapat kita ketahui bahwa Hotel X memiliki kamar yang siap untuk disewakan sejumlah 100 kamar. Sedangkan hari ini kamar yang sudah terisi adalah 89 kamar:

Jadi, occupancy hotel X hari ini adalah sebesar 89%

  1. Sebuah hotel siang ini tercatat telah terisi 50 kamar dari total 100 kamar. Ternyata di malam hari ada walk in guest booking lagi sebanyak 20 kamar. Berapakan occupancy hotel tersebut hari ini?

Jawaban:

Berdasarkan data yang tertulis di soal, dapat kita ketahui bahwa hotel tersebut memiliki kamar yang siap untuk disewakan sejumlah 100 kamar. Sedangkan hari ini kamar yang sudah terisi adalah 50 kamar, ditambah dengan walk in guest booking sebanyak 20 kamar, menjadi 70 kamar:

Jadi, occupancy hotel X hari ini adalah sebesar 70%

Rumus occupancy hotel tersebut bisa Anda gunakan untuk menghitung occupancy hotel anda dengan mudah. Selain occupancy hotel, ada hal lain yang juga wajib diketahuni karena ini sangat mendasar dalam perhitungan bisnis dunia perhotelan yakni ARR atau singkatan dari Average Room Rate.

Cara Menghitung ARR (Average Room Rate)

Tidak jauh berbeda dengan occupancy hotel, ARR atau Average Room Rate adalah salah satu metriks yang dipakai untuk dapat mengetahui berapa rata-rata harga kamar yang terjual pada periode tertentu.

Anda dapat menghitungnya dengan sangat mudah. Cukup dengan membagi total room revenue dengan total kamar yang terjual pada periode tersebut. Berikut ini kami sajikan rumus cepatnya!

Anda akan memperoleh hasil rata-rata harga kamar dengan rumus tersebut.

Berikut adalah contoh soal agar anda lebih mudah dalam memahami cara menghitung rumus tersebut:

  1. Hotel A closing di 60% dari total kamar yang berjumlah 120 kamar. Dengan occupancy tersebut, total room revenue yang didapatkan oleh Hotel A sejumlah Rp. 36.000.000,-. Berapakah ARR hotel tersebut pada hari itu?

Jawaban:

Berdasarkan soal tersebut, diketahi bahwa:

  • Occupancy Hotel A adalah 60%, berarti ada 72 kamar yang terjual pada saat itu
  • Room revenue adalah 36 juta, maka:

Jadi, ARR atau Average Room Rate hotel tersebut adalah sebesar Rp. 500.000,-

  1. Sebuah hotel di kota Jakarta hari itu memiliki occupancy sebesar 80% dari total keseluruhan kamar yang siap untuk disewakan sejumlah 100 kamar. Total room revenue yang didapatkan adalah Rp. 100.000.000,-. Hitunglah berapa ARR hotel tersebut pada hari itu!

Jawaban:

Berdasarkan soal tersebut, diketahi bahwa:

  • Occupancy Hotel A adalah 80%, berarti ada 80 kamar yang terjual pada saat itu
  • Room revenue adalah 100 juta, maka:

Jadi, ARR atau Average Room Rate hotel tersebut adalah sebesar Rp. 1.250.000,-

Kedua metriks di atas merupakan formula paling dasar yang digunakan untuk bisa melihat performa dari sebuah hotel.

Data occupancy dan ARR tersebut biasanya digunakan untuk bisa mengukur kemampuan hotel dan juga untuk membandingkan dengan kompetitor lain. Dengan demikian Anda dapat menjadikan dasar untuk evaluasi kinerja para pegawai dan memutuskan untuk menyusun strategi baru yang lebih efektif dalam meningkatkan pendapatan hotel.

Ternyata mudah bukan? Menghitung data occupancy hotel dengan akurat akan membantu memantau kemajuan bisnis anda.

 

Check Also

Cara Menghitung RevPAR Hotel

RevPAR merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan untuk melihat seberapa baik peforma dari sebuah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *